Minggu, 28 April 2013

PUISI

TUAN DAN SI JELATA

bahu mu kau sandarkan dikursi uang
kau hembus asap rokok dengan bahan dasar uang
menikmati tawa sambil menginjak si jelata
kekuasaan kau jadikan tahta
sementara disekitarmu sibuk melata
amukan pemuda kau anggap biasa
kau congkel emas-emas mereka dari kereta roda dua
istana bilik kayu mereka kau jadikan istana kaca
tak peduli si jelata meronta-ronta
tak menggubris si jelata pilu menangis
demi terlelap dikursi Dewan, kau lempar batu pada kambing hitam
tak cukupkah tetesan keringat mereka kau rebut
tak cukupkah istana mereka kau musnahkan
sadarkah kau bahwa mereka adalah tiangmu
kesalahan mereka yang telah menyeretmu kesebuah kuasa yang sesungguhnya semu
aku hanya ingin dapat berdiri
menenggak hasil keringatku
pulas dalam istana bilik kayu ku
menghapus rasa pilu ku
Tuan, api siksa Tuhan menantimu
Tuan, emas-emas yang melingkari tubuhmu akan menjeratmu
ini sumpah mereka, aku, si Jelata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar