TUAN
DAN SI JELATA
bahu mu kau sandarkan dikursi
uang
kau hembus asap rokok dengan
bahan dasar uang
menikmati tawa sambil
menginjak si jelata
kekuasaan kau jadikan tahta
sementara disekitarmu sibuk
melata
amukan pemuda kau anggap
biasa
kau congkel emas-emas mereka
dari kereta roda dua
istana bilik kayu mereka kau
jadikan istana kaca
tak peduli si jelata
meronta-ronta
tak menggubris si jelata pilu
menangis
demi terlelap dikursi Dewan,
kau lempar batu pada kambing hitam
tak cukupkah tetesan keringat
mereka kau rebut
tak cukupkah istana mereka
kau musnahkan
sadarkah kau bahwa mereka
adalah tiangmu
kesalahan mereka yang telah
menyeretmu kesebuah kuasa yang sesungguhnya semu
aku hanya ingin dapat berdiri
menenggak hasil keringatku
pulas dalam istana bilik kayu
ku
menghapus rasa pilu ku
Tuan, api siksa Tuhan
menantimu
Tuan, emas-emas yang
melingkari tubuhmu akan menjeratmu
ini sumpah mereka, aku, si
Jelata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar